Katanya generasi millenial adalah generasi yang PALING mudah depresi yang lalu bisa berujung ke tragedi bunuh diri.
Sedikit ungkapan jujur dari seorang yang tampan budiman; saya; Tulisan yang dipost di blog ini, kebanyakan adalah saya yang sedang ngajarin diri sendiri.
Senyum dulu, eh.. nyengir dulu! (foto tampan saya di 2017)
Iya gw tau, sifat narsis macam ini itu jahat. Tapi ya bodo amat lah.
Kalau ada tulisan tentang ini dan itu, berarti kepala saya lagi mikirin itu.
Dan.... Saya sudah beberapa kali publish coretan tentang BUNUH DIRI di blog ini. Artinya; saya adalah salah satu yang "terlibat" di dalamnya. Karena itulah, saya bicara dari hati...
Nah, berkaitan dengan judul;
Beberapa jam yang lalu; saya buka twitter dan ada satu twit atau status mau bunuh diri. Bukan pengen loh ya, tapi mau bunuh diri. Cewek!
Dan saya gak bisa ngelakuin apa-apa. Lagi pula, yang bikin twit itu, dia sudah beberapa kali bikin twit tegas juga mau berhenti ini-itu tapi ternyata gak jadi. Dari twit2 dia, keliatan banget dia tergolong super labil dan depresi, orangnya keras kepala banget kalau saya tebak sih. (mirip saya)
(mudah2an dia gak jadi bunuh diri; kalau beneran iya; mungkin saya bakal selalu merasa bersalah?)
Lalu saya iseng browsing "Bunuh Diri" dan ketemu satu berita yang belum lama terjadi.
Berita yang sebenernya MENGERIKAN tapi karena kita gak kenal orangnya dan mungkin karena sudah sering terjadi; ya jadinya biasa aja kali ya masyarakat kita menanggapinya.
Well... tidak dengan saya..
Saya selalu sedih kalau ada orang bunuh diri. Apalagi kalau faktornya tergolong gak terlalu serius bahkan sepele.
Tapi, kapasitas kepala dan hati manusia itu beda-beda gaes.
Bisa jadi, yang menurut kita sepele, itu padahal serius buat dia.
Untuk berita lengkap; kunjungi link ini: http://regional.kompas.com/komentar/2019/07/01/17100001/isi-surat-ungkap-alasan-anak-yang-ditemukan-bunuh-diri-saat-dijenguk-ayah
"Jumat 28 Juni 2019, Saya memutuskan untuk bunuh diri. Untuk orangtuaku, kakakku, maaf sudah mengecewakan kalian. Saya sebenarnya sudah berhenti kuliah pada pertengahan 2018. Saya tidak bisa fokus melakukan sesuatu dan susah tidur pada malam hari mungkin ini yang dinamakan stres. Maaf saya sudah terlalu banyak berbohong kepada kalian tentang perkuliahan. Saya tidak ingin menjadi beban lebih bagi kalian diumur saya yang sudah ke-24 ini. Maaf saya kurang pandai menulis kata-kata, untuk itu "Maaf semuanya"
Begitu isi suratnya.
Menurut kalian, apa sebenarnya yang dipikirkan pemuda ini sehingga nekad bunuh diri?
Kalau saya melihatnya adalah seorang pemuda yang cukup baik hatinya; merasa gagal untuk bikin bangga orang tuanya. Sedangkan satu hal yang jelas bisa membanggakan adalah dengan wisuda, menyelesaikan kuliah.
Jadi, ketika dia gagal memberikan itu, dia merasa sudah mengecewakan. Dan... karena dia ini sebenernya baik; dia gak mau lagi bikin beban orang tuanya. Dia mungkin mikir gak ada jalan lagi buat dia; dan... lalu,
Saya gak yakin bakal lebih kasihan dan iba ke dia yang bunuh diri, atau ke ayahnya yang kehilangan anaknya.
Mungkin ke dua-duanya.
Orang depresi itu butuh sesuatu, tapi dia gak bisa dapetin karena begitu "jahatnya" orang-orang sekitar.
Pengen bunuh diri; langsung dibilang DASAR GAK BERIMAN!
Padahal dia depresi karena gak bisa memaafkan kesalahannya sendiri, merasa mengecewakan orang sekitar dan orang tuanya. Saya pikir itu bukan karena tidak beriman, tapi lebih karena ketidakmampuan dia mengatasi masalah mental.
(Yes kalau kita debatkan lebih jauh bakal mengerucut ke keimanan juga)
Jadi; masalahnya adalah pada MENTAL seseorang.
Dan ngerinya lagi; pendidikan PENTING seperti ini; itu kayaknya gak ada pelajarannya di sekolah formal.
Itulah kenapa mental orang itu beda-beda, karena memang proses belajarnya juga beda-beda.
Pergaulan adalah salah satu medium paling berpengaruh dalam proses belajar mental.
Dan di era millenial sekarang ini; aktivitas bersosial dan pergaulan juga sudah mulai kurang sehat. Saling iri dan mencemooh, akhirnya menumbuhkan depresi lebih hebat dibanding generasi orang terdahulu.
Hmm....
Banyak yang ingin saya sampaikan.. Tapi saya hilang arah karena saya terpikir hal lebih luas..
Kita akhiri dulu..
By the way; orang depresi itu biasanya tertutup. Kalau kalian care dengan orang itu; bantu! Tapi ngebantu orang depresi itu gak gampang sama sekali. So... bijaklah dalam membantu, salah-salah ntar malah bikin dia tambah depresi. Jalan terbaik adalah menemui seseorang yang mampu.
Saya mulai sembuh dari penyakit depresi karena menerapkan beberapa prinsip hidup; salah satunya adalah dengan prinsip BODO AMAT ama orang-orang yang GAK penting! :D
Dan... satu lagi yang penting juga; MAAFKANLAH diri sendiri!
Dengan selalu menjaga keIMANan kita padaNya.
Wahai orang-orang yang pengen mati dan bunuh diri!!! Bertahanlah, kalian pasti kuat kok. Semua masalah itu ada jalan keluarnya. Kalau kalian belum siap menghadapi masalah itu; lakukan saja dulu yang kamu suka! Nikmati saja semua hal-hal kecil di keseharian kita. Cuekin aja mereka-mereka yang bermulut jahat, mereka gak penting kok.
Semua ada prosesnya. Sembuh butuh waktu, sukses butuh proses. Kalau gagal terus, jalani saja kegagalan2 tsb, ulang lagi, gagal lagi, coba lagi, jangan berhenti, kecuali memang sudah saatnya berhenti, dan kita tak akan pernah tau kapan saatnya berhenti, jadi jalan aja terus..
Sampai jumpa lagi BESOK :)
Mohon share jika dan hanya jika info ini bermanfaat atau menginspirasi :)
Tweet |
0 Response to "Seorang Pemuda Akhirnya Bunuh Diri, Karena Putus Kuliah?"
Post a Comment