Ads

Ramah pada Pembeli itu, HARUSkah?

Tulisan ini hanya #sekedaropini yang berlandaskan pada beberapa aspek tentunya, termasuk sosial, agama, dan manajemen bisnis.

Keramahan penjual dalam ilmu manajemen bisnis itu mutlak diharuskan, wajib bro. Saya tidak asal ngomong karena saya pernah belajar di kampus untuk ilmu manajemen pemasaran bertahun-tahun.

Tapi saya gak perlu ilmu itu untuk mewajibkan penjual untuk ramah pada pembeli..

Kita pakai logika yang simpel saja.

Pembeli itu, datang kita, ibarat seseorang yang bertamu. Apalagi kalau kita membuka toko atau warung di depan rumah, itu malah lebih jelas lagi, mereka seperti tamu yang ke rumah.

Bagaimana sikap tuan rumah kepada tamu? Dari ajaran sosial dan keagamaan, jelas, kita wajib menghormati tamu, HARUS. Yang gak percaya, sok tanya ustadz kalian deh.

Kalau di ilmu manajemen pemasaran, yang penting kelihatan ramah itu sudah cukup. Apalagi yang berjualan online, jawab pake huruf-huruf dalam chat, emosi setinggi apapun kita bisa ngomong ramah.

Nah, di sini saya ingin mengajak ke level yang lebih tinggi, tapi meskipun lebih expert, kita tidak akan terbebani karena akan berjalan secara natural.

Caranya simpel, bahagialah pada kedatangan pembeli, tak perlu grusa-grusu ketika melayani, cukup dengan senyuman di awal, senyum dari lubuk hati karena kita bahagia tadi.

Pernah gak kalian datang ke penjual lalu dilayani dengan senyum? Seneng kan?

Ya mudah saja tak perlu pakai teori, kita suka orang yang senyum. Produk jelek aja kalau pelayanan ramah bisa jadi ilang itu kekurangan produk. Bahkan yang kita gak suka sekalipun, karena suka pada sikap penjual, kita akan rela untuk mengelurkan uang untuk membeli produk mereka.

Dalam level sikap penjual, yang saya temui ada 5 level, ngeselin, cuek, biasa, senyum, ramah.

JANGAN! Jangan sampai kita melakukan 2 level pertama..

Kalau bersikap biasa, masih bisa kita terima karena untuk barang-barang yang pasti laku, dan udah umum, sikap penjual udah biasa aja... pembeli juga udah biasa aja karena gak ada yang istimewa dari produk yang dijual.

Sedangkan level yang sebaiknya kita pelajari, malah menurut saya sudah menjadi keharusan, adalah bersikap baik dengan senyum dan lebih indah lagi kalau kita belajar melayani secara ramah.

Jual beli adalah transaksi yang bukan hanya tentang uang dan produk, di sini ada komunikasi dan hubungan dua manusia.

Tulisan ini secara tidak langsung mengingatkan diri saya pribadi untuk #selaluintrospeksi

Semoga berguna dan menginspirasi :)


Mohon share jika dan hanya jika info ini bermanfaat atau menginspirasi :)

2 Responses to "Ramah pada Pembeli itu, HARUSkah?"

  1. so true. saya baru aja dibentak dan diusir sama orang yang buka jasa print didepan rumahnya (seperti warnet), hanya karena dia salah paham, ngiranya saya hanya ngedeit file dan pergi, padahal saya mau ngedit sebetar terus niatnya mau ngeprint banyak. eh si bapak marah-marah terus ngusir ngiranya saya cuma pinjem buat ngedit doang. yaudah. alhasil saya pergi dengan sakit hati sampe saya gemeter :") bad decision pak. saya ga bakal lagi print di tempat itu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha, maap ya telat 3 tahun baru baca.

      suka kelewat kalo banyak komen masuk :(

      iya emang bikin trauma dan dendam seumur hidup, wkwk

      Delete

ads bawah