Sedikit coretan di malam ini.
Ada satu quote dari pembuat pemrograman Linux; Linus Torvalds.
“So I’ve decided to be a very rich and famous person who doesn’t really care about money, and who is very humble but who still makes a lot of money and is very famous, but is very humble and rich and famous...” — Linus Torvalds
Sehumble-humblenya orang, kalau dia cerdas sepertinya akan menganggap bahwa kekayaan itu penting.
Rasulullah juga tidak membuang kekayaan yang didapatkan oleh Muslimin.
Gus Baha juga ngajarin kita buat gak miskin, tapi kalau misal kita saat ini miskin ya harus bersyukur. Tapi jangan miskin, kalau bisa.
Intinya ya kita berusaha untuk membuat diri kita punya uang. Gitu aja simpelnya.
Uang itu memang penting banget sih. Bukan yang terpenting, tapi sangat-sangat penting.
Orang yang ingin punya uang banyak itu tidak lantas dia pengen berhura-hura atau pamer kekayaan.
Sepertinya banyak orang pengen kaya karena biar dia tenang aja sih.
Lantas apakah itu buruk?
Bukankah ketenangan itu kalau kita bisa menggantungkan hidup kita hanya kepada Allah?
Ya memang.
Tapi kita ini kan manusia kelas berapa gitu loh.
Secara kualitas dibandingin ustadz dan kyai aja jauh, apalagi dibandingin ama ummat terbaiknya Rasulullah.
Jadi ya manusiawi banget kan kalau kita bisa tenang ketika kita megang uang.
Tidak punya uang juga bikin seseorang bisa melakukan hal-hal yang tidak baik, bahkan tidak benar.
Makanya, kalau kamu peduli dengan orang di sekitarmu, keluargamu, dirimu sendiri, ya bekerjalah menjemput rizki.
Lantas, bagaimana seharusnya ketika kita sudah kaya?
Saya pribadi sebenarnya naik turun.
Kadang berambisi kaya buat pamer. Tapi kalau lagi sadar, saya pengen kaya banget tapi humble.
Lalu, HUMBLE itu apa, yang bagaimana?
Sepertinya sudut pandang orang akan beda-beda.
Ada yang menganggap bahwa Humble itu hidup sederhana dengan barang-barang yang murah, rumah seadanya, kendaraan seadanya, dsb.
Jadi kalau misal ada orang pakai Fortuner atau Pajero, bahkan Land Cruiser, bagi sebagian orang mungkin sudah tidak humble termasuknya.
Well, saya pribadi kurang setuju.
Walaupun saya pingin sih begitu.
Tapi, di mata saya, orang yang mengendarai Land Cruiser yang harganya 2.5 M itu tidak lantas tidak humble.
Humble itu menurutku lebih ke cara pandang hidup, cara memandang orang lain, dan cara dia menempatkan dirinya.
Misal, dia mobilnya emang Fortuner, tapi dia gak gengsi buat makan di warung pinggir jalan, dan tidak menganggap bahwa dia lebih baik dari orang lain, maka dia humble.
Tapi susah.
Kadang mobil itu mempengaruhi psikis pengendaranya si.
Jangan heran kalau pengendara mobil gagah semacam Fortuner atau Pajero Sport itu agak-agak arogan, ya menurut saya memang ada pengaruhnya.
Bawa fortuner, makan di warung sederhana, tidak lantas disebut humble juga kalau ternyata dia cuma pengen pamer atau menganggap dirinya lebih baik dari orang lain yang make mobil Carry pick up yang makan di warung itu juga.
Jadi, humble or not humble itu kadang gak bisa dipandang dari luar juga.
Ada contoh, Si pembuat Facebook, Mark Zuckerberd (salah tulisannya kayanya) itu kan dia punya tanah di pulau gitu, entah berapa hektar pokoknya udah kayak pulau pribadi sangking luasnya.
Banyak orang yang menganggap dia itu tidak humble meskipun Mark berkendara mobil kecil (pernah pakai Honda Jazz) dan pakaiannya biasa banget; kaos polos.
Saya gak bisa bilang bahwa Mark itu humble atau tidak karena saya gak tau tujuan dia apa.
Tapi, cara pandang dia setidaknya ada beberapa yang humble.
Kalau Warren Buffet, saya cukup yakin bahwa dia itu humble.
Ya sebenenya USIA mempengaruhi sih.
Ketika sudah di masa ketika gak ada gunanya lagi pamer-pamer, maka dia akan perlahan belajar untuk tidak sombong.
Ketika uangnya udah bisa buat beli pulau, maka apa yang mau dipamerin ya kan.
Maka, level kekayaan juga sepertinya mempengaruhi seseorang akan humble atau tidak.
OKB, alias julukan Orang Kaya Baru, itu ya manusiawi juga kalau awalnya kayak pamer-pamer gitu.
Ya saya gak bilang bahwa dia gak sombong atau dia benar, nope. Tapi dia wajar-wajar aja sih.
Namanya orang ya kan, kadang pengen pamer dan ngasih pembuktian bahwa dia bisa ngalahin saingannya, misal orang yang bikin dia sakit hati.
Itu manusiawi.
Setidaknya dalam bidang ekonomi, OKB tetep lebih baik dibanding orang yang belum kaya.
Nanti perlahan ketika kekayaannya udah dipamerin semua, mungkin dia akan turun perlahan egonya dan jadi humble.
Jadi inti dari coretan ini adalah;
Apa ya.
Ya kita gak bisa semudah itu menilai orang lain itu humble atau tidak.
Tapi kita bisa belajar untuk humble baik miskin ataupun kaya.
Cara humble adalah dengan membangun mindset yang benar.
Misal; ada yang menanamkan banget bahwa harta itu cuma titipan Tuhan. Bukan punya dia. Jadi dia gak bisa membanggakan harta dia.
Ada juga yang tidak menunjukkan kekayaannya ke orang lain, walau cara ini ada negatifnya juga.
Ada yang sengaja menunjukkan kekayaannya agar orang yang butuh bantuan merasa yakin untuk minta bantuan ke dia..
Macem2.
Saya pribadi, kalau udah kaya, sepertinya akan tetep pengen punya mobil-mobil impian.
Tapi gaya hidup saya akan saya bentuk untuk selalu humble.
Rasulullah dikisahkan bahwa beliau punya kuda-kuda yang sangat berkelas di zaman itu. Kalau sekarang ya harganya ngeri.
Ini adalah dalil yang bikin saya menganggap bahwa kendaraan bagus dan mahal itu tidak lantas dia tidak humble. Kalau dipakai untuk syi'ar agama ya justru bagus banget.
Sebaliknya, kalau punya mobil biasa seperti Avanza atau Calya tapi kelakuannya udah kayak yang punya jalan nyuruh orang lain minggir semua, ya itu juga gak bisa dibilang humble kan.
Punya rumah mewah tapi dia menjadikan rumahnya sebagai tempat ngumpul ngaji atau belajar ya bagus. Tapi kalau rumah sederhana tapi dijadiin tempat maksiat ya akan buruk.
Intinya si, bijaklah dalam menilai seseorang itu humble atau sombong karena kita tidak tau isi kepala mereka.
Mohon share jika dan hanya jika info ini bermanfaat atau menginspirasi :)
Tweet |
0 Response to "Kaya tapi humble"
Post a Comment