Zaman itu, di Indonesia telekomunikasi mobile masih sangat mahal. Saya ingat betul, ayah saya ditawari oleh teman dari Jawa untuk beli handphone miliknya. Ayah saya yang saat itu sedang aktif-aktifnya di organisasi partai, akhirnya mau beli handphone yang menurut saya mirip kalkulator, tapi keren.
Bentuknya ga segede handphone-handphone yang jadul banget itu, biasa aja, ringan, simpel, dan ada flip yang menutup bagian tombol angkanya.
Sayang, waktu itu sinyal di daerah saya, pedalaman Sumatera, gak ada sama sekali. Jadi handphone tsb nganggur. Kalo keluar ke ibukota provinsi, mungkin bisa dipake, entahlah, saya lupa.
Tahun berikutnya, ayah saya beli handphone kedua, Samsung. Yang pertama itu mereknya kalo ga Ericsson (tanpa Sony), Motorolla.
Yang Samsung ini lumayan sering dipake, kalo keluar rumah pastinya. Soalnya di rumah masih ga ada sinyal juga. beruntung ada saudara dari Jawa yang bisa bikin antena penguat sinyal, seriusan, tinggi tiangnya itu udah kaya antena radio komersial gitu. Dan tetep, sinyal cuma dapet 1 bar paling untung, seringnya ya gak dapet juga.
Sampai saya hijrah ke Jawa untuk menuntut ilmu, di rumah saya baru dapet sinyal dari 1 provider, itupun lemah banget. Thanks God, pas saya pulang kampung lebaran setelah 3 tahun di Jawa, sinyal 2G internet pun sudah masuk, walaupun hanya 1-2 provider saja. 3G baru dapet beberapa tahun setelahnya.
Di tahun 2000an, perkembangan tekonologi khususnya telekomunikasi cukup menarik untuk diikuti. Kalo boleh dibilang, sangat-sangat menarik.
Ingat kan zamannya hp nokia 3315, 3310, dsb, itu handphone jadul yang super bandel tangguhnya. Gak lama menghitung tahun, keluar handphone-handphone dengan layar warna, semakin lama semakin besar. Nokia sebagai raja handphone waktu itu, sangat kuat dengan image handphone canggih berOS Symbian. Zaman 2005, saya udah bisa beli hp 3650, lumayan lah... Walaupun akhirnya harus dijual karena dimarahin ustadz pondok pesantren, haha.
Itu hp keempat saya kayaknya, atau kelima laah. Setelah itu, hp saya selalu yang biasa, gak ada duit juga buat beli. Semakin gede semakin boros dan gak bisa nabung soalnya. Bayangkan, 1 tahun pertama di pondok saya bisa beli handphone smart dengan OS Symbian. Itu udah wow buat saya. Efek buruknya, gara-gara handphone itu juga saya jadi kenal sama yang namanya pornografi, damn it.
Okay, kembali ke judul... Masa-masa tahun 2000 hingga 2010, menurut saya perkembangan dunia smartphone bisa dikatakan cepat dan menarik. Walaupun hanya sebagai pengamat karena ga sanggup beli Nokia seri E Communicator itu.
Keluarnya iphone generasi pertama di tahun... uhm... 2008 apa 2009 gitu, merubah perilaku pengguna handphone. Meskipun udah ada Symbian yang layarnya juga bisa dipencet-pencet, iphone naik dratis penggunanya. Hingga akhirnya turun Android. Entahlah, di awal peluncuran Android, saya bisa dikatakan ga ngikutin. Males aja gitu... Saya hanya fokus di kuliah dan produk-produk yang ga berhubungan dengan smartphone.
Sampai tahun 2012, saya baru kembali lagi menjadi pengamat handphone yang istilahnya sedikit berganti menjadi smartphone. Di tahun ini juga saya udah bisa beli tablet Android yang waktu itu sudah versi KitKat.
Di samping teknologi komunikasi, saya juga termasuk orang yang menjadi pengamat teknologi transportasi alias mobil, dan sedikit motor.
Sejak umur 10an tahun, kelas 4-5 SD kira-kira, saya sudah sangat tertarik dengan dunia otomotif. Bahkan saya membuat kliping iklan otomotif waktu itu. Masih ingat betul ada iklan Yamaha Vega R, Opel Blazer, dll. Setelah vakum dalam menggemari otomotif sejak 2004, saya kembali lagi di tahun 2008. Mulai saat itu juga saya sering banget beli majalah mobil, AutoBild. Kalau Tabloid Pulsa sih seingat saya lumayan sering beli waktu 2005an, tapi abis itu engga hingga jangka waktu lama. Baru beli lagi pas tahun 2012.
Dalam kurun waktu 15 tahun, saya mengikuti dunia teknologi komunikasi dan transportasi, sekarang saya melihat dunia ini sudah sangat membosankan. Lihat saja smartphone yang bentuknya sama semua, diisi oleh pemain yang jumlahnya sangat buanyak. Raja handphone bahkan sempat jatuh dan belum bangkit.
Apakah dunia tekno yang boring, ataukah memang saya saja yang sudah bosan? Entahlah...
Bersambung... lupa mau cerita apa...
Mohon share jika dan hanya jika info ini bermanfaat atau menginspirasi :)
Tweet |
0 Response to "Everything Techno, is Boring Now"
Post a Comment